Senin, 18 Februari 2013

Fase Lenyap setelah Alam Akhirat

Senin , 18 februari 2013

“Fase Lenyap” setelah Alam Akhirat
Agus Mustofa ; Penulis Buku Serial Tasawuf Modern
JAWA POS, 12 Agustus 2012


Segala sesuatu muncul dari ''ketiadaan'' dan bakal kembali kepada ''ketiadaan''. Dalam istilah Alquran, kalimat yang sering kita dengar itu berbunyi: inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun -sesungguhnya (semua ini) milik Allah dan bakal kembali kepada-Nya.'' 

Ternyata, drama kehidupan manusia, menurut Alquran, melewati lima fase: dari tiada menuju tiada kembali. Dalam konteks pengetahuan manusia yang terbatas, keberadaan ''sebelum ada'' itu disebut sebagai ''ketiadaan''. Belum eksis, bahkan tidak eksis. Dan, sesudah drama kehidupan ini selesai, kita juga bakal kembali tidak ada alias kehilangan eksistensi lagi. Sebuah ''kehilangan'' yang sebenarnya tidak pantas kita sebut kehilangan karena memang kita tidak pernah memilikinya. Sejak awal kita sudah tidak ada karena yang ada itu memang hanya Dia:
 Allah azza wajalla.

''Bukankah telah datang atas manusia satu fase dari perjalanan waktu, ketika itu dia belum merupakan sesuatu yang bisa disebut?
 (QS. Al Insaan: 1).''

Ya, orang tua kita saja belum menikah, tentu saja kita pun belum ada. Itulah fase pertama dari drama kehidupan manusia. Dalam istilah Alquran di ayat yang berbeda, fase itu disebut sebagai fase kematian. Setelah itu, Allah menciptakan manusia di dalam rahim ibunda dan kemudian menjalani drama kehidupan di dunia selama bertahun-tahun, di fase kedua. Ada yang mati usia muda dan ada yang meninggal setelah berusia tua. Fase itu disebut sebagai fase kehidupan.

Fase ketiga, manusia bakal dimatikan lagi. Badannya hancur terurai menjadi tanah atau unsur-unsur biokimiawi, tapi jiwanya masih hidup, beralih ke dimensi yang lebih tinggi. Alquran menyebutnya sebagai fase alam
 barzah alias alam kubur. ''Dan, janganlah kamu mengira orang-orang yang meninggal di jalan Allah itu mati; sebenarnyalah mereka itu hidup, tapi kamu tidak menyadarinya (QS. Al Baqarah: 154).'' Fase itu disebut juga sebagai ''fase menunggu'', yakni menunggu datangnya kiamat.

Fase keempat adalah fase akhirat, manusia yang sudah mati bakal dihidupkan lagi. Sebuah fase yang sering dicemooh orang-orang yang tidak percaya Tuhan. Bukan hanya oleh umat sekarang, melainkan sejak zaman para rasul masih hidup. ''Dan, mereka berkata (mencemooh): apabila tubuh kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, benarkah kami akan dibangkitkan lagi sebagai makhluk yang baru?
 (QS Al Israa': 49).''

Dalam buku saya yang berjudul
 Ternyata Akhirat Tidak Kekal, saya menjelaskan secara saintifik bahwa segala benda yang hancur akan dengan sendirinya utuh lagi jika Allah membalik pergerakan alam semesta. Fakta astronomi menjelaskan, alam semesta sekarang sedang mengembang. Hal tersebut dikenal sebagai expanding universe. Karena pengembangannya itu, segala sesuatu mengalami peningkatan kekacauan. Dalam istilah fisika disebut sebagai ''kenaikan entropi''.

Akibat meningkatnya entropi itu, segala benda sedang menuju pada kerusakan. Yang utuh sedang menuju kehancuran. Yang hidup sedang mengarah pada kematian. Yang segar sedang berproses membusuk. Dan seterusnya. Itulah hukum alam dunia akibat alam semesta terus memproduksi entropi yang meningkat seiring dengan pengembangannya.

Tapi, ketika alam semesta mengerut lagi karena gaya gravitasi pusat
 universe yang menyedot balik segala benda langit, hukum alam akan berjalan terbalik pula. Yang tadinya hancur bakal utuh lagi. Yang tadinya mati akan hidup kembali. Dan, yang tadinya busuk bakal segar kembali. Mirip dengan gelas pecah berantakan yang menjadi utuh lagi ke atas meja tempat ia diletakkan semula karena film rekamannya diputar secara terbalik. Fisika menyebutnya sebagai universe yang memiliki entropi menurun.

Maka, sesungguhnya tidak ada keberatan apa pun secara saintifik bahwa alam yang hancur ataupun manusia yang sudah mati bakal bisa hidup lagi. Secara teoretis hanya memerlukan
 action untuk membalik pergerakan alam semesta dari mengembang menjadi menciut lagi. Ini sudah dijelaskan dalam teori Big Bang, yang diakui mayoritas pakar astrofisika modern. Dengan kata lain, informasi tentang dibangkitkannya manusia di hari pengadilan kelak bukanlah hal yang mustahil. Sebab, semua itu telah memperoleh pijakan kuat dari teori-teori fisika modern yang terus berkembang.

Yang lebih menarik, fase keempat yang kita kenal sebagai alam akhirat ternyata bukanlah fase terakhir drama kehidupan manusia. Sebab, ternyata masih ada fase kelima, berupa hancurnya alam semesta di pusat ledakan kunonya. Di mana alam pernah terlahir, di situ pula alam semesta bakal berakhir.
 

Dalam teori Big Bang,
 fase hancurnya alam semesta itu disebut sebagai fase big crunch -kehancuran total. Itulah saat musnahnya segala yang ada. Seluruh benda langit, mulai galaksi-galaksi, bintang dan matahari, hingga planet dan bulan yang mengitarinya, bakal lenyap disedot oleh black-hole maharaksasa di pusat jagat raya semesta. Tidak cuma hancur, melainkan runtuh dan lenyap lagi kepada ketiadaan. Ayat berikut ini menyebutnya sebagai fase: ilaihi turja'un - (semua) bakal kembali kepada-Nya. Inilah fase kelima, yang bakal terjadi setelah berakhirnya alam akhirat, yang berjalan selama miliaran tahun. 

''Kenapa kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu tadinya MATI (fase 1: ketiadaan), lalu Allah MENGHIDUPKAN kamu (fase 2: alam dunia), kemudian kamu DIMATIKAN (fase 3: alam barzah) dan DIHIDUPKAN-Nya kembali (fase 4: alam akhirat), kemudian kepada-Nya-lah kamu bakal DIKEMBALIKAN (fase 5: lenyap kembali)?''
 

Wallahu a'lam bishshawab. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar