Selasa, 05 Maret 2013

Bahaya Pukulan Telak di Olahraga Tinju





Getty Images - Pukulan Miguel Cotto kena telak ke wajah Floyd Mayweather JR (kanan). (Getty Images/Ethan Miller)


Tinju memang olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik. Bahkan untuk urusan cedera, olahraga ini mampu membuat petinju cacat bahkan bisa kehilangan nyawanya di atas ring.

Pukulan-pukulan telak semacam knock out (KO) yang mendarat di daerah vital seperti kepala, membuat efek yang berakibat fatal pada tubuh. Pada umumnya, para petinju langsung masuk rumah sakit seandainya terjatuh atau kena bogem KO guna menjalani scanning pada bagian kepala.

“Begitu juga dengan petinju yang sampai pingsan ketika mendapat pukulan, langsung dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan scanning.  Namun jika masih sadar dan tidak linglung atau bingung setelah mendapat pukulan, hanya mendapat perawatan biasa,” ujar dokter olahraga, Hario Tilarso.

Menurut dia, dalam aturan jeda istirahat petinju ketika mengalami cedera pertandingan, membutuhkan waktu minimum tiga bulan sebelum masuk ke ring berikutnya. Kata Hario, dalam aturan larangan bertanding, jika kalah angka hanya tiga bulan.

“Tapi kalau menurut dokter ahli saraf dan bedah saraf harus istirahat  lebih dari tiga bulan, maka atlet tersebut harus mengikuti anjuran dokter. Jadi dokter punya kuasa untuk menghentikan pertandingan petinju tersebut,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan betapa pentingnya buku kesehatan para petinju. Sebab, catatan hasil scanning dan keputusan dokter tentang riwayat kesehatan, semua tercatat rapih dalam buku kesehatan pribadi para petinju. Sayangnya, kerap kali, tiap pengecekan buku kesehatan sebelum pertandingan, para petinju tidak mengindahkannya.

Hario tentu sangat menyayangkan perilaku seperti itu. Melupakan catatan buku kesehatan.

“Seringkali juga mereka bilang buku kesehatannya hilang atau dibuang. Padahal itu penting untuk mereka sendiri ketika bertanding,” imbuhnya.

Dari pengalamannya, Hario mengaku pernah bermasalah lantaran ada petinju yang meninggal. “Padahal kesalahannya akibat buku kesehatan itu tadi. Saya tidak bisa memutuskan apakah petinju tersebut layak bertanding atau tidak, karena saya tidak bisa melihat buku kesehatan mereka,” tuturnya.

Dokter olahraga yang sudah menangani para atlet dari berbagai cabang olahraga ini pun menjelaskan bahwa di satu sisi juga tidak bisa menyalahkan para petinju, karena biaya scanning dan lain-lain sangat mahal. Ditambah, pihak promotor tidak selalu menanggung biaya kesehatan.

“Promotor di sini tidak selalu menanggung biaya kesehatan, mereka pikir untung yang diterima pun tidak seberapa jadi masalah kesehatan dinomorduakan,” urainya.

Hario juga menjelaskan bahwa olahraga tinju paling ketat dalam pengecekan kesehatannya karena beresiko menghilangkan nyawa.

“Benturan di kepala akibat pukulan membuat otak berguncang dan mengakibatkan pendarahan. Karena otak mempunyai saraf-saraf yang bercabang seperti kabel, jadi jika ada kabel yang terputus bisa fatal. Makanya pertandingan tinju amatir selalu menggunakan helm dan dibatasi rondenya,” katanya.

Petinju Juara Dunia Kelas Bulu versi IBO asal Indonesia, Daud Yordan, juga menjelaskan hal yang sama.  Dia menambahkan, aturan berapa lama jeda istirahat seorang petinju dari satu laga ke laga lainnya tidak selalu sistematis.

“Jika petinju itu kalah angka, maka petinju tersebut harus mendapatkan jeda istirahat selama tiga bulan. Jika mendapatkan KO, harus istirahat selama enam bulan. Namun, semua aturan tersebut tergantung juga kepada kondisi petinju yang bersangkutan,” ujar Daud.

Di mata Daud, KO itu insiden dan tidak bisa direncanakan. Karena itu, dia sependapat bahwa jika petinju kena pukulan di bagian vital, harus langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun jika hanya mendapatkan luka yang tidak terlalu berat, cukup mendapatkan perawatan medis biasa.

“Seperti saya, Alhamdulilah saya tidak pernah mendapatkan luka berat. Jadi saya hanya diurut atau minum jamu dengan ramuan-ramuan sesuai kebutuhan. Namun semua kembali kepada petinju sendiri untuk memilih terapi kesehatan apa yang akan dijalani setelah bertanding,” tandasnya.

1 komentar:

  1. Untuk menghindari pukulan telak di dunia tinju hendaknya menghindari pukulan yang mengarah ke wajah

    BalasHapus